my playlist


Jumat, 10 Juni 2011

SEPI IBU


Sepi adalah suatu waktu yg tentu tidak memberi rasa selesai. Apalagi kita tidak tahu bila ia akan berakhir. Dan seorang ibu adalah seorang yg mungkin sangat sering mengalami itu dalam hidupnya, meskipun mungkin kita sebagai anaknya tidak menyadari.
Harus kita akui, bahwa kita memang seringkali lupa akan keberadaan ibu dan ayah yg ada di rumah. Jika dibandingkan dengan pasangan, perhatian kita kpdnya lebih banyak dan lebih intensif. Buktinya, kita selalu risau akan khabar pasangan kita, kuatir adakah dia sudah makan atau belum, takut adakah dia akan bahagia disisi kita?

Tapi, adakah kita juga pernah merisaukan kabar dari ibu dan ayah kita? Risau, adakah mereka sudah makan atau belum? Kuatir, adakah ibu dan ayah kita sudah bahagia atau belum? Rasanya jarang kita praktikkan. Kuatir, bilakahmana jika dia meninggalkan kita sedangkan kita belum berbakti padanya, belum bersamanya?Padahal mungkin sahaja dia dalam dakapan rasa sepi, bagaimana jika mereka meninggalkan kita padahal mereka dalam keadaan rindu yang tak diungkapkan kepada kita.

Di sini, mari sejenak kita coba renungkan lagi. Bicara soal keadaan ibu dan ayah. Soal rasa sepi yg seringkali menerpa hidupnya. Saat kita masih ada kesempatan untuk membalas budi mereka, lakukan yg terbaik untuknya. Untuk ibu yg pengorbanannya tak terhingga. Agar jgn sampai ada kata “menyesal” di kemudian hari.

Rasa Sepi Ketika Bersendiri Membesarkan Anak-anaknya

Ibu kita mungkin menjadi salah satu perempuan yg merasakan kesepian itu dalam mendidik anak-anaknya. Kita mungkin saja hari ini semua telah menjadi org-org berjaya; berpendidikan tinggi, berpangkat tinggi, atau mengurus sebuah bisnis besar.

Mari kita kenang sejenak saat-sat kecil bersama ibu dan rasa sepi ibu waktu itu, di mana terkadang dia harus menutupinya dengan sebuah ‘kebohongan’ untuk mengalihkan perhatian kita, agar ia tidak nampak lelah dan penat mengurus dan membesarkan kita.

Seorang anak yg telah dewasa menuliskan masa kecilnya tatkala bersama ibunya, yg tidak pernah kenal arti lelah bekerja untuk dirinya dan adik-adiknya. Saat itu mereka hidup dalam keadaan amat sederhana, bahkan utk makan saja, selalu kekurangan. Ketika sedang makan, ibunya seringkali memberikan bahagian nasinya utknya. Sambil memindahkan nasi ke piring anaknya, si ibu berkata, “Makanlah nak, ibu tidak lapar.” Setelah dewasa, dia baru tersadar, mungkin ketika dia mengalaminya bahwa saat itu ibunya telah ‘berbohong’.

Perjuangan membesarkan anak adalah hari-hari yg penuh rasa sepi, dengan kesulitan yg terkadang belum bisa kita cerna saat itu, atau mungkin hari ini. Namun kita tidak pernah mencoba untuk mengingatnya, utk sekadar mengenang jasa manusia yg agung itu, yg telah memberikan segalanya utk kita.



Rasa sepi ketika ditinggalkan anak-anaknya merantau

setiap anak pada akhirnya akan menentukan pilihan hidupnya masing-masing. Dan karena itu kita terpaksa meninggalkan kedua orang tua utk mencoba melepaskan diri dari ketergantungan kepada mereka. Ketika beranjak remaja atau dewasa, kita pergi merantau ke mana saja, utk tujuan apapun; menuntut ilmu, mencari rezeki, dan sebagainya.

Berawal dari sini, rasa sepi pun muncul dari relung hati seorang ibu. Anak yg sejak dari kecil diasuh penuh cinta, ditimang-timang dan dibesarkan, pergi jauh dari sisinya. Tak sanggup ia melarang, kerana hidup memang harus berubah dan berkembang. Ia lalu merelakan anaknya pergi merantau.

Ibu memang selalu merindukan kita. Sangat merindukan kita. Sampai bila-bila. Gambar wajah kita selalu hadir di benaknya, bermain-main di pelupuk matanya. Dia selalu melemparkan ingatannya ke masa-masa lalu yg indah ketika kita masih bersamanya, mengenang segala tingkah lucu kita yg menggores kesan indah di hatinya.

Rasa Sepi Ketika Anak-anaknya Telah Sukses dan Berdikari

Merantau mungkin awalnya hanya utk menimba ilmu dan pengalaman. Tapi seringkali di negeri orang, kita akhirnya menemukan kehidupan baru yg membuat kita harus bertahan. Di sana kita menemukan pekerjaan, profesi atau jabatan yg menjadikan kita tidak lagi bergantung kepada orang tua secara ekonomi. Atau mungkin kita telah menemukan pasangan hidup dan lalu membina keluarga sendiri, sehingga tidak lagi merasa perlu utk kembali dan hidup bersama orang tua di kampung halaman.

Keberhasilan dan kejayaan tentu selalu memberi perubahan, seperti perubahan pada keadaan kita yg sudah mampu hidup sendiri. Namun ibu yg mengantarkan kita kpd keberhasilan itu tetap dalam keadaannya yg dulu. Tak ada perubahan, kecuali fisikalnya yg kian lemah dan kulitnya yg semakin keriput. Sepi yg dulu dia rasakan, kini pun tidak jauh bedanya. Bahkan mungkin rasa sepi itu semakin bertambah, karena kita semakin jarang mengunjunginya. Padahal saat-saat itu ibu dan ayah kita sangat ingin bersama kita, sangat ingin memeluk kita, ingin melihat kita tertawa bersama mereka, tapi apakah kita ada merindui mereka seperti itu, mungkin kita sibuk dengan kerja dan kegiatan lain, padahal mereka selalu mendoakan agar mereka dapat bersama mereka walau satu atau dua hari saja, mereka selalu mendoakan kita agar kita berhasil dan jauh dari masalah, apakah kita pernah mendoakan mereka.



Rasa Sepi Ketika Anak Mengalami Kekeringan Spiritual

Kejayaan..tetapi tentu bukan hal itu yg paling membahagiakan seorang ibu. Selain kejayaan dan keberhasilan, seorang ibu sangatlah ingin melihat anak-anaknya tumbuh menjadi orang-orang soleh, berbakti dan berakhlak mulia, hidup dgn rukun satu sama lain. Itulah yg paling membahagiakan orang tua. Tak ada yg paling menyenangkan hatinya dan mententeramkan jiwanya selain melihat mereka tumbuh dalam ketaatan kepada Allah swt. Terlebih lagi ketika mereka telah berada di usia yg semakin senja; selalu ada harapan agar anaknya kelak tetap menyenangkan setelah kepergiannya, dalam doa dan munajatnya, memohonkan ampun untuknya.

Rasa sepi yg paling dahsyat akan dirasakan seorang ibu ketika ia tak menemukan kesolehan pada diri anak-anaknya. Saat beribadah tak ada yg menemani. Mereka rindu bacaan Al-Qur'an kita yang dulu mereka dengar tiap malam, rindu saat-saat menemani kita membaca Al-Qur'an dulu. Di waktu sakit tak ada yg mendampinginya. Akhir hidupnya dihantui rasa takut akan kegagalan mendidik anak-anaknya.

Mari sejenak kita merenung di sini, jangan merasa puas dengan hanya melihat senyumnya ketika kita menghadiahkan sebuah barang mahal, sebab boleh jadi dia merindukan sesuatu yg lebih sederhana tapi lebih berharga dari hadiah mahal yg kita berikan.

Rasa Sepi Ketika Anak tak Memahami Bahasa Hati Seorang Ibu

Karena kita dan orang tua ditakdirkan lahir di generasi yg berbeda, menghuni zaman yg tak serupa, mengalami perubahan-perubahan budaya yg tak sama, terkadang memunculkan perbedaan-perbedaan yg membuat komunikasi orang tua dengan anak tak sefaham, kehendak yg tak seiring, dan fikiran yg tak sejalan.

Sejenak , mari kita bicara tentang keadaan ibu. Merenungkan rasa sepi yg ia derita kerana kita seringkali tidak memahami keinginannya. Jangan biarkan hari-harinya yg tersisa hanya diisi dengan lamunan. Jangan persingkat usianya dengan membiarkan rasa rindu yg tak kunjung terobati. Sekali lagi, mari kita bicara tentang keadaan ini, agar suatu saat nanti kita tak menyesali sikap acuh kita; ketika rasa sepi telah merenggut segalanya.

“ Ya Tuhanku, ampunilah dosa-dosaku dan dosa-dosa ayah ibuku, sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku sewaktu aku masih kecil ”.. Amiin T_T

Tidak ada komentar: